Orang Tua adalah Anak Bagi Orang Tuanya |
S
|
etiap
orang tua pun adalah Anak, apalagi masih berstatus Anak (belum
berkeluarga/memiliki Anak). Artinya, walaupun Kita sudah berkeluarga, Kita
tetap berstatus Anak.
Allah
SWT menjelaskan dengan rinci 3 (Tiga) jenis Anak, diantaranya:
1.
Anak sebagai Zinaayatul Hayat.
Maksud
Anak sebagai Perhiasan Dunia bagi orang tuanya mengandung arti memberikan
kebanggaan duniawi. Sebagai contoh seorang Anak mendapatkan gelar tertinggi : Doktor
(S3), dari orang tua yang hanya sebagai Tukang Becak.
Contoh
di atas menggambarkan perjuangan orang tua untuk menjadikan Anaknya sebagai
kebanggaan yang diharapkan berguna bagi Nusa dan Bangsa, walau bukan berasal
dari keluarga kalangan ekonomi atas.
Hal
tersebut jelas idaman Kita sebagai Anak yang berharap mampu menyelesaikan
pendidikan hingga pendidikan tertinggi. Sudah jelas juga menjadi harapan para
orang tua untuk memiliki Anak berpendidikan tinggi.
Karenanya,
sebagai Anak mari Kita banggakan orang tua dalam menyelesaikan setiap
pendidikan sebaik-baiknya. Juga para orang tua untuk tetap berjuang menjadikan Anaknya
sebagai Perhiasan Kehidupan Dunia (Zinaayatul Hayat).
Harta
dan Anak-Anak adalah Perhiasan Kehidupan
Dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. Al Kahfi : 46
2.
Anak sebagai Fitnah.
Maksud
Anak sebagai Fitnah bagi orang tuanya mengandung arti memberikan banyak
kesulitan. Sebagai contoh seorang Anak menghancurkan usaha orangtuanya hingga bangkrut. Seorang Anak mengabaikan
perjuangan orangtuanya dalam mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan Anaknya,
dengan banyak permasalahan negatif disekolahnya.
Contoh
tersebut menggambarkan betapa kejinya seorang Anak yang tidak amanah, ketika
orang tua mereka berjuang untuk Anaknya, Anaknya melakukan hal-hal buruk yang
seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Anak.
Hal
tersebut jelas bukanlah harapan Kita sebagai Anak yang sedang menjalani
kehidupan ini walaupun hidup dengan berbagai beban. Sudah jelas juga bukanlah harapan
para orang tua memiliki Anak yang hanya bisa memberikan kesusahan.
Karenanya,
sebagai Anak mari Kita banggakan orang tua dengan menjalankan segala amanah
orang tua baik dalam sosial maupun dalam pendidikan. Juga para orang tua untuk
tetap berjuang membimbing dan mengawasi Anaknya agar tidak menjadi beban dalam
kehidupan (Fitnah).
Sesungguhnya
hartamu dan Anak-Anakmu hanyalah Fitnah
(bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. At Taghabun : 15
3.
Anak sebagai Qurrota ‘Ayun.
Betapa
tenangnya hati orang tua ketika tengah malam melihat Anaknya sedang shalat
tahajud. Betapa tentramnya hati orang tua saat mengetahui bahwa setiap hari
senin dan kamis, Anaknya tidak pernah lupa untuk shaum. Betapa bahagianya orang
tua melihat Anaknya mampu menjadi seorang ‘alim (orang berilmu agama). Gambaran tersebut merupakan
harapan semua orang tua juga harapan banyak Anak, mampu menjadi penenang hati dengan melakukan segala
yang diperintahkan oleh Allah SWT dan disunnahkan oleh Rasulullah Saw.
Karenanya,
sebagai Anak mari Kita tenangkan hati orang tua Kita dengan terus mendekatkan
diri Kita kepada Sang Maha Agung (Allah SWT), dan juga berjuang untuk terus mengikuti
Tauladan Kita (Rasulullah Saw). Sehingga dengannya Kita mampu menjadi seorang Anak
yang memiliki kategori “Qurrota A’yun”
Dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai Penenang Hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang
yang bertakwa. Al Furqan : 74
Tiga
kategori tersebut harus mampu Kita jadikan sebagai acuan hidup. Tak usah
terlalu mahal untuk bercita-cita, tak usah menghayal untuk bercita-cita. Karena
Allah SWT telah mudahkan cita-cita Kita, dalam penjelasan tersebut.
Mari
Kita membenahi diri Kita dengan melakukan evaluasi, sebagai apakah Kita di mata
orang tua Kita ?
-Wallahu Muwafiq ila Aqwamith
Thariq-
Semoga
Allah SWT tetap menuntun Kita ke jalan yang lurus
Dra. Hj. Adah Rodiyah, M.MPd.
&
Alamsyah Nurseha, S.Sy., M.MPd.
0 komentar:
Posting Komentar